Wednesday, October 30, 2019

Fokus pada Tuhan

tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:42)

Saya adalah orang yang tidak pernah bisa hanya berdiam diri saja dalam waktu yang lama tanpa melakukan apa-apa.  Selalu saja ada yang saya lakukan terkadang dua pekerjaan bisa saya lakukan secara bersamaan. Misalnya jika memasak makanan dengan kompor yang dua tungku,  maka keduanya bisa nyala bersamaan dengan masakan yang berbeda,  mungkin karena kebiasaan dituntut cepat dulu ketika membuka warung makanan, sehingga terbawa sampai sekarang. Ada manfaat positif,  bisa cepat selesai,  tetapi ada juga negatifnya yaitu tidak fokus. 

Suatu saat saya menyadari dan menyesal telah melakukan dua pekerjaan sekaligus,  yaitu memasak dan mendengarkan renungan di radio, karena fokus pada masakan sehingga saya harus kehilangan sebagian dari firman yang disampaikan pada renungan pagi tersebut. 

Saya teringat cerita Maria dan Marta di Lukas 10:38-42, cerita ini mengingatkan saya untuk berbuat seperti Maria yang duduk diam di bawah kaki Yesus pada saat Yesus ada dihadapan kita,  melayani Tuhan seperti yang dilakukan Marta adalah perbuatan baik, tetapi yang Tuhan inginkan pada saat Tuhan berkenan ditemui adalah duduk diam mendengarkan firmannya,  fokus pada Tuhan, jangan melakukan pekerjaan lain atau melakukan pekerjaan sambilan. 

Marilah kita belajar fokus pada hal yang lebih penting daripada melakukan beberapa hal yang akhirnya akan kita sesali. 
Tuhan Yesus memberkati. 

Thursday, October 24, 2019

kehidupan kekal

Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Lukas 18:18)

Berlibur adalah impian bagi beberapa orang yang sehari-hari disibukkan dengan banyak kegiatan atau pekerjaan. Sebagian besar dari mereka terutama yang berduit,  melakukan perjalanan liburan ke luar negeri. Tujuan keliling dunia masuk dalam daftar pertama liburan orang-orang kaya.  Merupakan hal yang sudah sewajarnya bagi mereka yang berduit bersenang-senang menikmati hidup mereka. 

Tidak ada yang salah dengan bersenang-senang,  saya hanya diingatkan bahwa kepuasan dan kebahagiaan  manusia di bumi ini sifatnya hanya sementara. Jadi jangan dijadikan tujuan utama dalam kehidupan kita. 

Ada hal penting yang harus diingat dan dikejar pada saat kita hidup di dunia ini yaitu apa yang akan kita alami nanti di kehidupan kekal. Lebih baik mana,  pengalaman selamanya atau pengalaman sementara.  Pengalaman sementara yang hanya bisa kita nikmati selama hidup di bumi ini tidak ada artinya setelah kita meninggalkan dunia ini. Sedangkan pengalaman kekal setelah kita meninggal sifatnya selamanya. 

Karena itu kita harus mengutamakan yang kekal daripada yang sementara, yaitu menyenangkan hati Bapa kita di sorga dengan menjadi pelaku firman Tuhan.

Apa artinya bahagia di bumi, tetapi tidak masuk sorga dan kehilangan keselamatan kekal. Hendaklah hidup kita dibumi seperti di sorga, bahagia di bumi, dan bahagia di sorga. 

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. (Markus 8:36)

Ingat kisah orang kaya yang sukar masuk kerajaan sorga,  bahkan dikatakan lebih mudah seekor unta masuk kelubang jarum daripada orang kaya masuk ke sorga (baca lukas 18:25). 

Untuk memperoleh kehidupan kekal kita bahkan harus merelakan kehilangan anggota tubuh yang meyesatkan (baca matius 5:29-30)

Jika Tuhan memberkati kita bisa keliling dunia,  pergunakanlah tidak hanya bagi kebahagiaan kita, tetapi juga untuk kemuliaan Tuhan. 

Bisa berlibur sambil pelayanan seperti yang sudah dilakukan oleh seorang hamba Tuhan yang diberkati Tuhan bisa keliling dunia sambil tetap pelayan dimanapun dia berada. 

Bahagia di bumi dan di sorga, jadikan tujuan hidup kita. 
Tuhan Yesus memberkati kita semua. 

Monday, October 21, 2019

Kaya dalam kemurahan

Kaya dalam kemurahan

Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (2 Korintus 8:2)

Ukuran kekayaan bagi setiap orang berbeda,  ada yang berpendapat jika sudah punya rumah dan mobil sudah kaya,  tetapi ada juga yang berpendapat tidak hanya punya rumah dan mobil,  tetapi juga punya tabungan sekian milyar, tetapi ada yang merasa sudah kaya jika sudah bisa membantu pelayanan.
Semua pendapat itu tergantung dari sudut pandang masing-masing dan hanya melihat besarnya materi yang dipunyai.

Sebanyak apapun uang kita,  manusia makan normalnya tiga kali,  seberapa besar kamar kita, tidur juga di ranjang ukuran dua meter,  sebesar apapun rumah kita, meninggalpun dimasukkan kedalam peti seukuran tubuh kita.

Setiap manusia sudah ada batas ukurannya, jadi jika kita mempunyai kelebihan,  akan lebih berguna jika bisa berbagi dengan yang kurang agar ada keseimbangan,  itulah tujuan Tuhan memberkati untuk menjadi berkat. Kelebihan kita bisa menutupi kekurangan orang lain.

Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. (2 Korintus 8:14)

Kisah jemaat di Makedonia (2 korintus 8) sangat menginspirasi kita mengenai arti kasih dan kekayaan yang sesungguhnya. Mereka bukan orang kaya secara materi yang berlebih,  akan tetapi mereka mendesak (ayat 4) untuk memberi yang mereka punya untuk melayani Tuhan.

Dijaman sekarang lebih banyak orang menggunakan kekayaan untuk memuaskan diri daripada untuk pelayanan,  hanya sebagian kecil yang diberikan untuk kepentingan pelayanan.
Marilah kita belajar memberi dari jemaat di Makedonia, kaya dalam kemurahan.

Tuhan Yesus memberkati.

Monday, October 14, 2019

Rumah Bapa

Rumah Bapa

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (Yohanes 14:2)

Beberapa kesaksian orang yang pernah dibawa melihat sorga ada kesamaan tentang rumah di sorga.  Ada yang sudah selesai ada yang belum selesai. Inilah jawaban kenapa ada yang sudah tua belum meninggal dan ada yang masih muda sudah dipanggil Tuhan. Karena rumah mereka di surga sudah siap atau belum.

Saya jadi teringat ibu mertua saya yang meninggal di usia 69 tahun,  di masa hidupnya dia pernah mengatakan bahwa dia sudah siap pulang kerumah Bapa di sorga, karena keinginan dan kewajibannya di dunia sudah selesai dikerjakan,  yaitu semua anaknya sudah menikah,  sudah punya rumah hanya satu yang belum punya rumah (dia memberikan rumah yang ditempati dengan menuliskan wasiatnya di dinding kamarnya), dia sudah melayani Tuhan,bahkan dia sudah mempersiapkan peti dan kuburan untuknya. Uang tabungannya dia berikan dan berkata bahwa dia sudah tidak memerlukannya.

Hanya beberapa bulan setelah semua persiapannya selesai, akhirnya dia pulang ke rumah Bapa di sorga, walau awalnya kita berusaha memberikan perawatan terbaik,  tetapi jika sudah waktunya kita tidak mampu menghalangi.

Kalau kita diberikan umur panjang,  artinya Tuhan memberikan kita kesempatan untuk menyelesaikan tugas kita di bumi dan karena rumah kita di sorga belum selesai. Selesaikan dengan penuh tanggung jawab apa yang belum kita lakukan,  jangan menahannya seolah kita masih akan hidup lebih lama. Jangan takut atau kuatir akan hari esok,  karena Tuhan tidak akan membiarkan orang yang mengasihiNya bergumul sendirian.

Tuhan mempunyai rencana pada setiap manusia yang diciptakanNya. Berjalanlah sesuai rencana Tuhan dalam hidup kita,  maka pada saatnya nanti ketika harus pulang kerumah Bapa di sorga, tugas kita di bumi sudah selesai dan rumah kita di Surga juga sudah selesai.  Jangan sia-siakan waktu kita di bumi,  kita harus jadi berkat,  memberikan yang terbaik,  melayani Tuhan dengan sepenuh hati.

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (2 Timotius 4:7)

Seperti Paulus katakan pada ayat diatas,  hidup kita seperti dalam suatu pertandingan, ada tujuan yaitu garis finish, akhir hidup kita adalah ketika akan memasuki garis finish, selesaikanlah dengan fokus pada tujuan akhir yaitu garis finish,  tetap berada dijalurnya dengan tetap memelihara iman percaya kita kepada Tuhan Yesus.

Jangan lelah bekerja di ladangNya Tuhan,  Roh Kudus yang akan memberi kekuatan.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Saturday, October 5, 2019

Melahirkan Anak Rohani

Melahirkan anak rohani

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
(Yohanes 10:14)

Seorang gembala yang baik sangat mengenal akan domba-dombanya.  Gembala sangat perduli akan dombanya,  bahkan jika ada satu domba yang hilang, gembala yang baik akan mencarinya sampai dapat walau harus dengan meninggalkan domba-domba yang lainnya.
Sebagai gembala yang baik mau dengan rela berkorban bagi domba-dombanya.

Hanya domba yang bisa melahirkan domba,  gembala tidak bisa. Oleh karena itu sebagai domba lahirkanlah domba-domba baru yaitu anak-anak rohani yang hidupnya bisa menyenangkan hati gembala kita Tuhan Yesus Kristus.

Melahirkan anak rohani, tidak hanya melahirkan tetapi berkewajiban membimbing anak agar bertumbuh menjadi anak yang dewasa tidak kekanakan.

Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. (1 Korintus 13:11)

Menjadi dewasa rohani,  artinya tidak mudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran diluar Kristus karena iming-iming berbagai kenyamanan dunia ini,  mau keluar dari zona nyaman,  mau menanggalkan manusia lama dan terus memperlengkapi diri dengan pengetahuan akan Kristus lebih dalam lagi.

sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (Efesus 4:14)

Domba menurut kepada gembalanya. Gembala adalah panutan bagi domba. Teladani gembala kita,  maka kita akan menjadi domba yang tidak akan tersesat.
Gembala ingin dombanya berkembang yaitu menjadi dewasa dan melahirkan domba-domba yang baru.

Tuhan Yesus memberkati.

Friday, October 4, 2019

Mengasihi

Mengasihi

Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.  (Amsal 8:17)

Mengasihi punya arti tidak hanya ucapan bahwa kita mengasihi,  tetapi perbuatan kita mengaplikasikan kasih itu bahkan hati dan pikiran yang tidak kelihatan harus bersih dan tidak menyimpan keburukan orang yang kita kasihi.
Di hati dan pikiran kita jangan menyimpan yg tidak baik.

Mengasihi berarti belajar menerima orang apa adanya. Tidak memandang fisik, suku  agama,  status sosial, tingkat kecerdasan,  kedudukan dan lain sebagainya. Tidak sekedar simpati atau empati,  tetapi tulus.

Mengasihi artinya tidak berusaha mencari kesalahan orang lain. Selalu berfikir positif,  tidak menganggap diri sendiri yang paling benar.

Kebanyakan orang memberi sesuatu yang mereka sudah tidak perlukan atau yang mereka tidak suka,  bukan hal yang salah,  berbicara tentang kasih akan lebih baik adalah memberikan yang kita suka,  yang berguna dan yang menyenangkan bagi kita. Karena orang yang mengasihi selalu berusaha memberikan yang terbaik pada orang lain, bukan hanya mau menerima yang terbaik.

Orang yang mengasihi adalah orang yang membawa berita sukacita bagi orang yang kita kasihi. Selalu membahagiakan orang yang dikasihi. Tidak membiarkan orang yang dikasihi menderita.

Mengasihi artinya juga menginginkan keselamatan bagi orang yang dikasihi, yaitu dengan mengenalkan Yesus Kristus Sang Juru selamat.

Berikut arti kasih dari alkitab :

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 

Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. 

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Korintus 13:4-7)

Kasih tidak berkesudahan. 

Lewat kasih kita akan menang atas semua masalah dalam hidup ini.

Hiduplah dalam kasih dan utamakan Yesus dalam hidup kita.

Thursday, October 3, 2019

Mencari kebenaran

Mencari kebenaran

Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.  (Mazmur 25:5)

Melihat orang-orang yang selama hidupnya sudah melakukan yang baik,  tidak berbuat jahat, tetapi sayangnya mereka tidak menerima keselamatan sungguh menyesakkan dada.

Bukan Tuhan tidak adil,  tetapi itu adalah pilihan,  selama hidup di dunia ini kita diperhadapkan pada pilihan,  yaitu mencari kebenaran akan kepercayaan yang kita anut atau mempercayai kepercayaan nenek moyang tanpa mencari kebenarannya.

Banyak dari kita mengeraskan hati, tidak mau membuka hati,  padahal sudah mengetahui kebenarannya. Ada juga yang sudah terlahir dijalan yang benar,  tetapi tidak bersungguh-sungguh mendalaminya,  yaitu dengan menggali lebih dalam lagi,  bukan hanya ikut-ikutan.

Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (2 Petrus 2:21)

Dijaman sekarang dengan kemajuan teknologi, sangat mudah mendapatkan informasi yang kita butuhkan.
Alkitab bisa dengan mudah kita bawa dan baca seperti kita membawa dan melihat  hp. Baca dan cari jalan kebenaran.

Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)

Pengenalan akan Tuhan tidak sekedar tau,  tetapi juga mengalami langsung secara pribadi, merasakan Tuhan hidup dalam kehidupan kita.
Percaya saja tidak cukup,  kita harus bergaul akrab dengan Tuhan agar mengenal dan mengalami secara pribadi akan Allah yang hidup.

Perlunya kita belajar dengan rajin membaca alkitab (tidak sekedar membaca, tetapi tenggelam bersama isi kitab yang dibaca, seolah mendengar langsung Tuhan berbicara), berdoa (bukan hanya mengutarakan keinginan,  tetapi berbicara dari hati kehati). Meminta tuntunan roh kudus agar setiap firman yang dibaca dan doa yang dipanjatkan hidup. Pujilah Allah kita agar Roh kudus yang didalam kita senantiasa menyala.

Lewat renungan ini,  kita akan belajar memahami dengan benar, apa yang kita percaya, melakukan kebaikan sebagai rasa syukur kita agar menyenangkan hati Tuhan dan bisa menjadi saksi untuk kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.