Kemurahan hati yang sejati
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2 Korintus 9:7)
Ada kesaksian dari seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak, satu balita cantik umur tiga tahun dan dua anak kembar lelaki umur tujuh tahun. Suatu hari terjadi bencana angin topan di salah satu kota. Ibu ini tergerak untuk menyumbang, kemudian dia mengatakan kepada ketiga anaknya untuk memberikan barang-barang mereka yang sudah tidak terpakai tetapi masih layak. Ketiga anaknya sangat antusias dan mulai mengumpulkan barang mereka.Anak yang paling kecil yang bernama meghan datang berjalan sambil mendekap erat-erat di dadanya, Lucy, boneka kainnya yang selain sudah luntur, kucel bocel dan lusuh kumal namun begitu ia sayangi. Ia berhenti sejenak di depan kotak yang memuat mainan-mainan itu, menempelkan wajahnya yang bulat kecil mungil pada muka lukisan Lucy yang datar ceper, memberinya sebuah ciuman selamat tinggal, lalu menaruhnya dengan lembut di atas lain-lainnya. "Lho, Sayang," si ibu berkata, "Lucy tidak perlu kau berikan. Itu kankesayanganmu?" Meghan mengangguk dengan hikmat, matanya agak berkilau membasah dengan air mata yang tertahan. "Lucy membuatku begitu bahagia, Bu. Mungkin nanti dia juga akan membuat gadis kecil korban bencana itu bahagia sekali."
Ibu itu, yang semula maunya mengajar, malah mendapat pelajaran. Semua orang bisa memberi apa yang mereka sudah tidak butuhkan, tetapi tidak semua orang bisa memberi apa yang mereka sayangi, dibutuhkan kemurahan hati yang tulus untuk menolong agar yang ditolong merasakan ketulusan dari pemberi pertolongan.
Ada pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan adalah beri yang terbaik, bukan yang paling bagus atau paling mahal tetapi yang paling dibutuhkan. Jangan kita menutup hati, jika ada yang meminta atau meminjam.
"Berilah kepada orang yang meminta
kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu." (Matius 5:42)
Bagi mereka yang berkecukupan sangat mudah memberi dari kelebihan, tetapi bagi mereka yang tidak punya adalah tidak mudah karena mereka memberi dari kekurangan. Seperti cerita janda sarfat memberikan satu-satunya yang mereka punya bahkan seperti memberikan nyawanya, karena mereka bisa mati setelah memberikannya. Baca 1 raja-raja 17:10-13. Pengorbanan janda sarfat sangat luar biasa dan Tuhan membalasnya lebih dari yang dia perlukan.
Memberi adalah salah satu kebaikan yang tidak sulit untuk dilakukan oleh semua orang. Yang sulit adalah memberi dengan ketulusan hati karena ingin orang lain merasakan kebahagiaan seperti yang kita rasakan.
Kiranya kita bisa menjadi orang yang murah hati yang dengan tulus memberi karena ingin orang lain juga merasakan kebahagiaan seperti kita. Tuhan Yesus memberkati