Menguasai lidah
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. (Amsal 18:21)
Perhatikan artikel dibawah ini :
Suatu hari ada pengembara masuk
kedalam sebuah Klenteng yg berada didekat pantai._
Dia menuju kealtar, dan berkata pada dewa yg ada disana,_
"Apakah boleh kita bertukar posisi?. Saya menjadi Dewa dan Engkau menjadi Pengembara".*_
Dewa menjawab, Boleh saja, hanya ada satu syaratnya, yaitu_
*Jangan sekalipun kamu berkata kata.*
Pengembara itu menyetujui. Lalu naiklah dia duduk dialtar tsb._
_Hari pertama, datanglah seorang kaya, dia sembahyang memohon agar rumah tangganya bahagia, lalu bersujud tiga kali._
_Ketika itu, dia tak sadar dompetnya terjatuh. Pengembara itu ingin memberitahu, tapi ingat janjinya, maka dia diam saja. Orang kaya itu pun pergi meninggalkan kelenteng tsb._
Siangnya datang seorang yg sangat miskin, sembahyang memohon agar diberi rejeki, dia sedang butuh uang, anaknya sakit, butuh dana berobat._
_Ketika bersujud, dia melihat dompet yg penuh berisi uang, sungguh Dewa memberi mujijat. segera dipungutnya dompet itu._
Pengembara ini ingin berkata, itu bukan mujijat dewa, tapi lagi lagi dia ingat janjinya. Orang miskin itupun keluar dengan penuh sukacita._
Tak lama kemudian datang seorang nelayan._
_Mohon dilindungi agar hari ini selamat berlayar dan dapat hasil banyak._
_Sewaktu nelayan bersujud, datanglah Si Orang Kaya tadi dengan panik mencari dompetnya yg jatuh._
_Ia menuduh nelayan itu yg mengambil dompetnya._
_Ribut besar, bahkan mulai saling mengancam akan membawa kasus mrk ke polisi._
Si Pengembara pun tidak tahan lagi untuk tidak berkata, ia lalu berteriak, ”Hentikan, hentikan, jangan ribut lagi"._
_Dan menceritakan kejadian yg sesungguhnya._
Mrk berduapun berhenti bertengkar, dan Si Orang Kaya mengejar Si Orang Miskin yg baru saja tiba didepan pintu gerbang kelenteng dan dengan dibantu oleh Si Pengembara menjelaskan duduk masalahnya, si orang kaya mengambil kembali dompetnya dan Si Miskin yg akhirnya gagal membeli obat untuk anaknya yg sedang sakit._
Karena pertengkaran telah usai si Nelayan pun dengan hati kesal sambil bersungut sungut terus pergi melaut._
Merasa dirinya sudah berhasil meluruskan masalah yg terjadi Si Pengembara dengan hati gembira naik kembali ke altar untuk memerankan dirinya sebagai Dewa._
*_Seringkali kita merasa benar, merasa bisa memberi keadilan. Padahal, apa yg sesungguhnya akan terjadi, kadang kita tidak tahu sama sekali._*
Esoknya Dewa tsb muncul kembali, memanggil Si Pengembara ”Lebih baik kamu kembali jadi Pengembara sajalah, kamu tidak bisa menjaga mulutmu. Apakah kamu tahu, *MENJAGA MULUT ADALAH PROSES MEREVISI DIRI YG PALING TINGGI.*"_
*_"Gara gara kamu sembarang bicara, sok pinter, tidak bisa menjaga mulut kamu." Tahukah kamu apa akibat yang terjadi dari kelancangan mulutmu itu?._*
Orang kaya akhirnya jadi kehilangan kesempatan untuk berbuat amal.
Orang miskin, tidak jadi dapat rejeki, anaknya yg sakit akhirnya meninggal karena ayahnya tak mampu membeli obat.
Nelayan tsb jika saja dia berurusan dengan polisi, tentu akan membuatnya gagal melaut, dan jiwanya akan terselamatkan, hari itu akhirnya ia harus meninggal karena kapalnya tenggelam tersapu ombak, dia berlayar ketengah laut yg berbadai besar.
*Kadang kala ada baiknya, biarkanlah semua berjalan secara alamiah.*
Kita harus bisa menjaga mulut kita untuk tidak mencampuri urusan orang lain bukan berarti membiarkan sesuatu yang salah didepan mata kita, akan tetapi perlu hikmat untuk meluruskan yang salah, karena semua yang terjadi didalam dunia ini sudah ada yang mengaturnya, cukup kita melakukan bagian kita dan tidak bertindak seolah apa yang kita lakukan adalah baik dan berguna, karena terkadang sesuatu yang buruk Tuhan ijinkan terjadi untuk mendatangkan kebaikan. Apa yang kita pikir baik belum tentu sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Tidak juga kita menjadi egois hanya memikirkan diri sendiri tetapi ada saat kita melakukan bagian kita dan ada saat kita memperhatikan dan menjadi berkat bagi orang lain. Karena kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Tetap berjaga-jaga dan berdoa dalam setiap hal yang akan kita lakukan.
Tuhan Yesus memberkati.